Kominfo Desak Elon Musk Bayar Pajak Starlink Indonesia
Sumber: Detik.com

Layanan internet satelit Starlink milik SpaceX, perusahaan Elon Musk, sementara ini tidak menerima pelanggan baru di Indonesia. Penyebabnya adalah kapasitas satelit yang telah penuh.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan penjelasan terkait hal ini. Mereka menyatakan Starlink tengah meningkatkan kapasitas jaringan.

Starlink Tingkatkan Kapasitas Jaringan Menggunakan Frekuensi E-Band

Kominfo menjelaskan bahwa Starlink sedang dalam proses penambahan kapasitas jaringan menggunakan pita frekuensi E-Band.

Proses ini melibatkan evaluasi oleh Kominfo untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Frekuensi E-Band, berada di rentang 71-76 GHz dan 81-86 GHz, memungkinkan komunikasi dengan bandwidth tinggi.

Karakteristik ini sangat cocok untuk komunikasi satelit, seperti yang diterapkan Starlink.

Penggunaan frekuensi E-Band akan dimungkinkan setelah pembaruan Hak Laku dan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi oleh Starlink.

Besaran Peningkatan Kapasitas Starlink Bergantung pada Implementasi di Lapangan

Besaran peningkatan kapasitas bergantung pada implementasi Starlink di lapangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi termasuk jumlah stasiun gateway yang menggunakan E-Band, daya pancar, dan lebar bandwidth yang diutilisasi.

Waktu penyelesaian proses penambahan kapasitas juga tergantung pada kelengkapan dokumen yang diajukan SpaceX ke Kominfo.

Proses ini serupa dengan proses perizinan lainnya, di mana kelengkapan dokumen sangat menentukan lamanya proses.

Dampak dan Perdebatan Terkait Starlink di Indonesia

Sebelumnya, Starlink mengumumkan penghentian sementara penambahan pelanggan baru di Indonesia karena kapasitas yang telah penuh.

Meskipun demikian, pemesanan masih dibuka, namun SpaceX belum memberikan kepastian kapan layanan akan kembali tersedia.

Starlink pertama kali hadir di Indonesia pada Juni 2022 untuk pelanggan bisnis, bermitra dengan Telkomsat.

Layanan ritel untuk konsumen umum diluncurkan pada Mei 2024, dengan Elon Musk sendiri hadir dalam acara peresmiannya.

Operasional Starlink di Indonesia telah memicu perdebatan. Ada sorotan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap lunak terhadap perusahaan asing ini.

Para pelaku usaha dalam negeri mendorong perlindungan dan pemberdayaan satelit nasional untuk memastikan pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan.

Kepala Bidang Media Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Firdaus Adinugroho, menekankan pentingnya prinsip keadilan akses dan pemerataan digital dalam kebijakan konektivitas nasional.

Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan infrastruktur digital Indonesia di masa depan.

Kesimpulannya, penghentian sementara penambahan pelanggan baru Starlink di Indonesia merupakan dampak dari kapasitas yang telah penuh. Proses peningkatan kapasitas tengah berlangsung dengan pemanfaatan frekuensi E-Band, tetapi waktunya masih belum pasti. Situasi ini juga memicu diskusi penting tentang perlindungan dan pengembangan industri satelit nasional di Indonesia.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment