Tujuh puluh dua siswa di dua sekolah di Cianjur, Jawa Barat, mengalami gejala gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, langsung mengunjungi sekolah-sekolah tersebut untuk menunjukkan empati dan tanggung jawab BGN atas kejadian ini.

Kunjungan Dadan merupakan respon cepat atas insiden yang disebutnya sebagai kejadian pertama bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cianjur sejak beroperasi Januari 2025. Meskipun semua siswa telah mendapatkan penanganan medis, BGN melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Respon Cepat BGN atas Kasus Gangguan Kesehatan Siswa di Cianjur

Dadan Hindayana, Kepala BGN, mengungkapkan keprihatinannya melalui unggahan Instagram resmi @badangizinasional.ri. Ia menyatakan telah mengunjungi siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, bersama timnya, untuk memastikan penanganan yang tepat dan berkoordinasi dengan pihak terkait.

Selain bertemu dengan siswa, Dadan juga melakukan pertemuan dengan guru, tenaga kesehatan, dan pihak-pihak lain yang terlibat untuk mendapatkan gambaran lengkap kejadian tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen BGN dalam menangani masalah ini secara serius.

Langkah-langkah Perbaikan dan Pencegahan BGN

Sebagai tindak lanjut, BGN menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) baru. Kini, sisa makanan dari program MBG tidak lagi dibersihkan di sekolah, melainkan di SPPG.

Selain perubahan SOP, BGN juga akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan tambahan. Hal ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan makanan di SPPG berjalan sesuai standar keamanan pangan.

Evaluasi menyeluruh juga akan dilakukan terhadap seluruh proses, mulai dari manajemen dapur penyedia MBG, penyimpanan bahan pangan, hingga proses pengantaran ke sekolah.

BGN berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, pihak sekolah, dan pengelola dapur penyedia MBG untuk memastikan pengawasan yang lebih ketat dan perbaikan pada setiap tahap pelayanan pangan.

Investigasi dan Langkah-langkah Selanjutnya

BGN telah mengirimkan sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk mengetahui penyebab pasti gangguan kesehatan para siswa.

Hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 7-10 hari. Selama menunggu hasil, BGN mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu informasi resmi.

Dadan menekankan pentingnya perbaikan gizi melalui program MBG untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Program ini merupakan investasi penting untuk kesehatan fisik dan perkembangan otak anak-anak.

BGN berkomitmen untuk membangun sistem pangan sekolah yang kuat, aman, dan berkelanjutan. Kejadian ini akan menjadi pembelajaran berharga untuk perbaikan sistem ke depan.

Informasi terkini akan terus dipublikasikan melalui kanal resmi BGN. Prioritas utama saat ini adalah memastikan para siswa mendapatkan perawatan terbaik dan mencegah kejadian serupa terulang.

Kejadian di Cianjur ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan pelatihan yang memadai dalam program MBG. Komitmen BGN untuk investigasi yang transparan dan perbaikan sistem menunjukkan keseriusan dalam menjamin kesehatan dan keselamatan para siswa peserta program.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment