Penggunaan media sosial untuk promosi produk UMKM di Indonesia tengah berkembang pesat. Namun, maraknya penipuan online menjadi tantangan besar bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Umum Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorinny, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi UMKM dalam hal promosi di media sosial. Banyak pelaku usaha yang merasa terbebani oleh aktivitas penipuan yang memanfaatkan platform digital.
Tantangan Promosi di Media Sosial untuk UMKM
Hermawati menjelaskan bahwa UMKM telah memanfaatkan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok secara masif untuk memasarkan produknya. Sayangnya, keberadaan akun-akun palsu dan penipu menjadi kendala serius.
Banyak pelaku UMKM yang menjadi korban praktik penipuan online. Hal ini menyebabkan kerugian finansial dan merusak kepercayaan konsumen.
Konsumen pun menjadi lebih waspada. Mereka cenderung menghindari transaksi di media sosial jika menemukan indikasi penipuan.
Ciri-ciri akun penipu yang perlu diwaspadai antara lain: tidak adanya kolom komentar yang aktif, dan jumlah pengikut (followers) yang tidak asli.
Strategi Efektif Promosi UMKM di Media Sosial
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyarankan beberapa strategi untuk UMKM agar sukses berjualan online.
Pertama, UMKM perlu menguasai ilmu pemasaran digital (digital marketing). Memahami target pasar dan strategi promosi yang tepat sangat penting.
Langkah awal yang direkomendasikan adalah membangun basis pelanggan yang kuat di aplikasi perpesanan seperti WhatsApp.
Setelah menguasai WhatsApp, UMKM dapat memperluas jangkauannya ke platform lain seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Namun, penguasaan strategi pemasaran di masing-masing platform perlu dipelajari.
Pemerintah memiliki peran penting dalam memfasilitasi pelatihan digital marketing bagi UMKM. Hal ini akan membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan media sosial untuk berjualan.
Pentingnya Migrasi ke E-commerce
Meskipun media sosial populer, Nailul Huda menekankan pentingnya bagi UMKM untuk bermigrasi ke platform e-commerce.
Banyak UMKM, terutama yang berskala mikro, masih lebih nyaman menggunakan media sosial daripada e-commerce. Perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang manfaat e-commerce.
Kendala infrastruktur dan aksesibilitas teknologi menjadi hambatan utama bagi UMKM untuk beralih ke e-commerce. Kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta diperlukan untuk mengatasi hal ini.
Pemerintah daerah perlu menyediakan bantuan teknis dan pelatihan kepada UMKM untuk membantu mereka beradaptasi dengan platform digital.
Dengan dukungan yang memadai, UMKM dapat memanfaatkan potensi e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saingnya.
Kesimpulannya, promosi produk UMKM di media sosial menghadapi tantangan signifikan, terutama terkait penipuan online. Namun, dengan strategi yang tepat, pelatihan yang memadai, serta dukungan dari pemerintah, UMKM dapat mengatasi tantangan tersebut dan meraih kesuksesan dalam berjualan secara digital. Penguasaan strategi pemasaran digital dan migrasi ke platform e-commerce menjadi kunci utama keberhasilan.
Leave a Comment