Program diskon tiket kapal laut 50 persen yang digulirkan pemerintah melalui PT Pelni (Persero) telah dinikmati oleh 260 ribu penumpang hingga pertengahan Juni 2025. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Budi Mantoro, mengumumkan angka tersebut dalam keterangan pers di Kantor Kemenhub, Jakarta. Program ini merupakan bagian dari stimulus ekonomi pemerintah untuk mendorong sektor transportasi laut.
Program diskon ini memiliki target total penumpang sebanyak 812.240 orang dan berlangsung selama periode 5 Juni hingga 31 Juli 2025. Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 134 miliar untuk subsidi program ini.
Realisasi Diskon Tiket Kapal Laut
Budi Mantoro menjelaskan bahwa realisasi penumpang yang memanfaatkan diskon tiket kapal laut telah mencapai 260 ribu orang. Angka ini masih jauh dari target 812.240 penumpang.
Program diskon ini hanya berlaku untuk tarif dasar tiket kapal. Biaya asuransi dan biaya pelabuhan tidak termasuk dalam diskon 50 persen.
Jika tidak ada diskon, Pelni seharusnya mendapatkan pendapatan sekitar Rp 269,78 miliar. Dengan adanya program diskon, pendapatan Pelni diperkirakan menjadi sekitar Rp 134,89 miliar.
Stimulus Ekonomi Pemerintah untuk Transportasi Laut
Program diskon tiket kapal laut merupakan bagian dari stimulus ekonomi pemerintah yang lebih besar. Stimulus ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri: Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, dan Menteri Keuangan.
Total anggaran stimulus untuk transportasi laut dan penyeberangan mencapai Rp 210 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan untuk PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry.
Selain diskon tiket kapal penumpang, stimulus juga mencakup diskon untuk angkutan penyeberangan. Diskon ini ditujukan untuk 506.830 penumpang dan 1.169.053 kendaraan.
Efektivitas Insentif Fiskal dan Saran untuk Transportasi Umum
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai kebijakan insentif fiskal berupa PPN DTP 6 persen untuk tiket pesawat ekonomi kurang tepat sasaran. Ia berpendapat bahwa kebijakan ini tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi masyarakat.
Djoko menjelaskan bahwa sebagian besar pengguna pesawat adalah masyarakat kelas menengah atas yang dinilai tidak terlalu membutuhkan insentif. Ia menyarankan agar insentif difokuskan pada angkutan umum yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
Djoko juga mencatat bahwa insentif PPN untuk tiket pesawat belum menunjukkan dampak nyata, bahkan pada masa libur panjang. Ia mengusulkan agar pemerintah memberikan subsidi kepada sopir angkot atau subsidi bahan bakar untuk angkutan umum.
Djoko menambahkan bahwa insentif tiket pesawat juga tidak meningkatkan jumlah penerbangan domestik secara signifikan. Hal ini karena banyak penumpang pesawat merupakan pegawai yang dibiayai perjalanannya oleh kantor.
Sebagai kesimpulan, Djoko menyarankan pemerintah untuk memprioritaskan bantuan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, seperti memberikan insentif kepada supir angkot atau supir truk untuk mengurangi biaya operasional mereka. Hal ini dianggap lebih efektif dalam meningkatkan daya beli masyarakat dan memberikan dampak yang lebih luas.
Program diskon tiket kapal laut, meski telah dinikmati oleh ratusan ribu penumpang, perlu dikaji lebih lanjut efektivitasnya dan dibandingkan dengan program stimulus lainnya. Pemilihan target program stimulus yang tepat sasaran menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan perekonomian nasional.
Leave a Comment