Kredit Perbankan 2025: Boom 8-11%, Ini Rahasianya!
Sumber: Liputan6.com

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2025 akan berada di kisaran 8-11 persen. Proyeksi ini disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, berdasarkan perkembangan kredit hingga Mei 2025 dan prospek ekonomi ke depan. Pertumbuhan kredit yang stabil menjadi indikator penting bagi kesehatan ekonomi nasional.

BI secara aktif menjaga stabilitas sistem keuangan melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif. Langkah ini mencakup pemberian insentif likuiditas untuk mendukung pertumbuhan kredit yang berkelanjutan. Kebijakan ini terbukti efektif dalam menjaga daya tahan sektor perbankan.

Pertumbuhan Kredit Perbankan 2025: Proyeksi dan Analisis

Pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2025 mencapai 8,43% year-on-year (yoy), sedikit menurun dari 8,88% yoy pada April 2025. Penurunan ini disebabkan beberapa faktor, termasuk preferensi perbankan yang masih kuat pada penanaman surat berharga.

Standar penyaluran kredit juga mulai meningkat, mencerminkan kehati-hatian perbankan dalam menghadapi potensi risiko. Kondisi likuiditas perbankan, meskipun memadai, perlu terus dipantau mengingat pertumbuhan dana pihak ketiga yang melambat.

Faktor Pendorong dan Penghambat Pertumbuhan Kredit

Dari sisi permintaan, sektor industri, jasa sosial, dan lainnya menjadi penggerak utama pertumbuhan kredit. Sebaliknya, kredit ke sektor perdagangan, pertanian, dan jasa dunia usaha masih perlu ditingkatkan.

Pertumbuhan kredit investasi tercatat cukup tinggi, yakni 13,74% yoy pada Mei 2025. Hal ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia. Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan positif.

Distribusi Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Jenis

Kredit investasi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mencerminkan aktivitas investasi yang cukup tinggi di berbagai sektor. Hal ini didorong oleh iklim investasi yang kondusif dan kebijakan pemerintah yang mendukung.

Pertumbuhan kredit modal kerja yang lebih rendah dibandingkan kredit investasi menunjukkan bahwa sebagian pelaku usaha masih cenderung berhati-hati dalam meningkatkan aktivitas produksi. Kredit konsumsi tumbuh stabil, menunjukkan daya beli masyarakat yang masih terjaga.

Pembiayaan syariah juga tumbuh positif, sebesar 9,19% yoy, menunjukkan peningkatan minat terhadap produk keuangan syariah. Namun, pertumbuhan kredit UMKM masih relatif rendah, hanya 2,17% yoy, dan perlu mendapat perhatian lebih.

Kebijakan Moneter BI dan Likuiditas Perbankan

BI mempertahankan BI-Rate sebesar 5,5 persen pada Juni 2025. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Total insentif kebijakan likuiditas makroprudensial hingga 2 Juni 2025 mencapai Rp372 triliun. Insentif ini disalurkan ke berbagai kelompok bank untuk mendukung likuiditas dan penyaluran kredit. Ketahanan perbankan yang kuat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

BI berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan kredit perbankan yang sehat dan berkelanjutan. Sinergi dengan pemerintah dan otoritas keuangan lainnya akan terus diperkuat untuk mencapai tujuan tersebut. Pemantauan terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga dan standar penyaluran kredit tetap menjadi fokus utama.

Kondisi likuiditas perbankan yang memadai, permodalan yang tinggi, dan risiko kredit yang rendah mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. BI akan terus memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan kebijakan makroprudensial untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Perhatian khusus akan diberikan pada peningkatan kredit untuk sektor perdagangan, pertanian, dan UMKM agar mampu berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment