Sebuah penemuan arkeologi yang menghebohkan datang dari Denmark. Pekerja konstruksi yang sedang melakukan penggalian sekitar enam kilometer di utara Aarhus, secara tak sengaja menemukan sebuah situs pemakaman Viking. Penemuan ini diperkirakan berasal dari paruh kedua abad ke-10 dan memiliki kaitan erat dengan salah satu penguasa Denmark yang paling terkenal: Raja Harald “Bluetooth” Gormsson.
Nama Raja Bluetooth yang melegenda ini ternyata juga menjadi inspirasi nama teknologi nirkabel yang sangat populer di era modern. Penemuan makam ini memberikan wawasan baru tentang kehidupan dan budaya Viking pada masa itu, sekaligus menghubungkan sejarah masa lalu dengan teknologi terkini.
Makam Viking dan Harta Karunnya
Museum Moesgaard melaporkan penemuan sekitar 30 kuburan yang berisi berbagai artefak dan harta karun. Kuburan-kuburan ini merepresentasikan hierarki sosial pada masa Viking.
Artefak yang ditemukan beragam, mulai dari kotak berbenang emas—yang menurut para ahli hanya ada tiga contoh di dunia—hingga mutiara, koin, keramik, dan bahkan sepasang gunting yang kemungkinan milik seorang wanita bangsawan.
Selain artefak, ditemukan pula sisa-sisa manusia berupa tulang dan gigi. Ada juga kuburan yang lebih kecil dan sederhana, diduga sebagai tempat peristirahatan para pekerja budak.
Kasper Andersen, seorang sejarawan Zaman Viking di Moesgaard, menyebut penemuan ini menggambarkan lingkungan aristokrat yang terhubung dengan kekuasaan kerajaan, dan merupakan bagian dari dunia Viking yang luas dan dinamis.
Para arkeolog menduga situs pemakaman ini terkait dengan pertanian bangsawan yang terletak kurang dari 1,05 kilometer dari lokasi penemuan.
Raja Harald Bluetooth: Sang Pemersatu Denmark
Situs pertanian yang ditemukan pada tahun 1980-an diyakini milik seorang earl atau pengelola yang dekat dengan Raja Harald Bluetooth.
Putra Raja Gorm the Old ini memerintah Denmark dan Norwegia sekitar tahun 958–986 Masehi. Ia dijuluki “Bluetooth” karena giginya yang mencolok.
Harald Bluetooth dikenal karena menyebarkan agama Kristen di Denmark dan mempersatukan wilayah Jutland dan Zealand.
Pengaruhnya diabadikan dalam Batu Jelling, sebuah batu rune besar yang didirikan pada tahun 965 Masehi. Batu ini mencantumkan pencapaiannya dan sering disebut sebagai “Akta Kelahiran Denmark”.
Namun, temuan arkeologi terbaru menunjukkan bahwa peran Bluetooth dalam penyebaran Kristen mungkin lebih sebagai pemformalkan daripada pengenalan agama baru.
Dari Raja Viking ke Teknologi Modern: Asal Usul Nama Bluetooth
Upaya Raja Harald Bluetooth untuk mempersatukan wilayahnya tetap menjadi bagian penting sejarah Skandinavia.
Pengaruhnya yang besar menginspirasi Ericsson, raksasa telekomunikasi Swedia, untuk memilih “Bluetooth” sebagai nama sandi teknologi yang dirancang untuk mempersatukan industri komputer dan layanan seluler pada tahun 1990-an.
Nama tersebut akhirnya melekat dan telepon seluler Ericsson T39 menjadi yang pertama menggunakan konektivitas Bluetooth pada tahun 2001.
Logo Bluetooth, yang masih digunakan hingga kini, merupakan rune Nordik untuk huruf “B” yang juga terdapat pada Batu Jelling milik Raja Bluetooth.
Penemuan makam Viking di Denmark ini bukan hanya sekadar penemuan arkeologi, tetapi juga sebuah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, menunjukkan betapa sejarah dapat menginspirasi dan memengaruhi perkembangan teknologi modern.
Penemuan ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan dan budaya Viking di masa lalu, sekaligus memperkuat jejak sejarah Raja Harald Bluetooth yang begitu berpengaruh, baik di masa lalu maupun di era digital saat ini.
Leave a Comment