Negosiasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terkait tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, terus menunjukkan perkembangan positif. Pemerintah AS memberikan apresiasi atas respons cepat dan proposal Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar baik pasca-pertemuan bilateral. Keduanya menekankan tingkat detail dan kelengkapan proposal Indonesia yang disambut baik oleh pihak AS.

Respon Positif AS terhadap Proposal Indonesia

Pemerintah AS secara keseluruhan mengapresiasi strategi, pendekatan, dan proposal yang diajukan Indonesia. Kedua negara sepakat untuk mempercepat pembahasan di tingkat teknis, bahkan telah disiapkan lima sektor khusus untuk pembentukan working group.

Airlangga menyatakan bahwa Indonesia telah menandatangani perjanjian kerahasiaan (non disclosure agreement) dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). Hal ini menandai masuknya Indonesia ke fase negosiasi awal bersama 20 negara lainnya.

Proses negosiasi ini berjalan intensif. Lima sektor khusus tersebut akan menjadi fokus pembahasan dalam working group yang telah dibentuk.

Langkah Lanjutan Indonesia dan Apresiasi dari Pihak AS

Sebagai tindak lanjut, pemerintah Indonesia akan melakukan konsultasi internal dengan para pemangku kepentingan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan komunikasi intensif dengan pihak AS untuk melanjutkan negosiasi teknis.

Upaya pendekatan Indonesia telah diterima dengan baik oleh USTR, Commerce, dan Treasury AS. Semua pihak membuka ruang dialog dan memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detail dalam waktu dua minggu ke depan.

Momentum ini dinilai baik untuk mendorong reformasi struktural yang sedang dilakukan Indonesia guna meningkatkan perdagangan dan investasi. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan global.

Detail Proposal dan Harapan Ke Depan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa proposal Indonesia dinilai sebagai yang paling lengkap dan detail di antara negara-negara lain. Ini menjadi bekal awal yang kuat bagi Indonesia dalam proses perundingan.

Sri Mulyani menekankan bahwa negosiasi ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk kepentingan Indonesia sekaligus menyelesaikan masalah bilateral dan global. Feedback positif dari AS akan menjadi bekal untuk pembahasan teknis selanjutnya.

Harapannya, negosiasi ini akan menghasilkan manfaat bagi perekonomian Indonesia, regional, dan global. Kerja sama yang saling menguntungkan menjadi fokus utama dalam perundingan ini.

Kesimpulannya, negosiasi perdagangan antara Indonesia dan AS berjalan positif. Proposal Indonesia yang detail dan komprehensif mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah AS. Langkah selanjutnya adalah pembahasan teknis intensif di lima sektor prioritas, dengan harapan tercapainya kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan perekonomian global.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment