China Vs AS: Perang Propaganda Medsos, AS Kapal Kecil?
Sumber: Detik.com

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas, kini merambah ke ranah media sosial. Kementerian Luar Negeri China meluncurkan video propaganda yang menyerukan perlawanan terhadap apa yang disebutnya sebagai intimidasi AS.

Video tersebut, yang disiarkan dalam bahasa Inggris dengan terjemahan Mandarin, mengkritik kebijakan ekonomi AS dan mendorong solidaritas internasional melawan apa yang dianggap sebagai hegemoni AS.

Tuduhan Agresi Ekonomi AS dan Pertahanan China

Video propaganda China menuding AS melakukan agresi ekonomi, mencontohkan kasus perusahaan-perusahaan seperti Toshiba dan Alstom yang mengalami kesulitan keuangan hingga bangkrut akibat tekanan AS.

China membandingkan sejarah tersebut dengan gambaran negaranya sebagai tempat investasi dan kemitraan yang aman, sebuah “surga perdagangan bebas”.

Video tersebut menggambarkan China sebagai negara yang teguh dan tidak akan menyerah pada tekanan AS, menggunakan metafora “obor di tangan” untuk menerangi jalan di tengah kabut hegemoni AS.

Tarif Tinggi dan Negosiasi yang Memanas

Meskipun video tersebut tidak secara spesifik menyebutkan tarif 145% yang dikenakan AS terhadap barang impor China dan tarif balasan 125% dari China, isu tarif ini menjadi latar belakang utama konflik.

Presiden Trump sempat menyatakan kemungkinan penurunan tarif, sementara Menteri Keuangan Scott Bessent menyebut tarif setinggi itu tidak berkelanjutan. Namun, Trump juga menekankan kebutuhan tawaran yang kuat dari China.

Meskipun kedua negara disebut terus berkomunikasi, China secara konsisten membantah adanya negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

Seruan Solidaritas Internasional dan Citra AS yang Dilemahkan

China menyerukan negara-negara lain untuk bersikap tegas dan tidak memihak AS. China menggambarkan AS sebagai “macan kertas”, menekankan bahwa impor dan ekspor AS hanya seperlima dari perdagangan global dan AS tidak mewakili seluruh dunia.

Video tersebut menyatakan bahwa jika dunia bersatu, AS akan menjadi “kapal kecil yang terdampar”, mengungkapkan pandangan China tentang ketidakstabilan dan kebijakan AS yang dinilai agresif.

Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa menyerah pada tekanan AS hanya akan memperburuk krisis, mengajak dunia untuk menolak intimidasi dan berdiri teguh melawan apa yang disebutnya sebagai hegemoni AS.

Analisis dan Implikasi

Kampanye media sosial China ini menunjukkan intensifikasi perang propaganda dalam konflik dagang AS-China.

Strategi ini bertujuan untuk menggalang dukungan internasional dan melemahkan posisi AS dalam perselisihan tersebut.

Respons internasional terhadap video ini akan menjadi indikator penting dari pengaruh propaganda China dan tingkat dukungan terhadap posisi masing-masing negara dalam konflik perdagangan yang sedang berlangsung.

Ke depan, perkembangan situasi ini perlu terus dipantau untuk melihat bagaimana konflik ini akan berdampak pada perekonomian global dan hubungan internasional.

Perlu diingat bahwa informasi yang disampaikan dalam video propaganda ini merupakan sudut pandang China dan perlu dilihat secara kritis dengan mempertimbangkan berbagai sumber informasi lain yang kredibel.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment