Data Pasar Beras Cipinang: Bos Bapanas Beri Peringatan Keras
Sumber: Liputan6.com

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya akurasi data stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). PIBC merupakan salah satu barometer utama dalam pemantauan stok beras nasional, sehingga data yang akurat sangat krusial.

Pernyataan ini disampaikan Arief setelah melakukan peninjauan langsung ke PIBC. Peninjauan ini dilakukan menyusul adanya perhatian dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, terkait ketidaksesuaian data stok beras di PIBC.

Data PIBC Harus Akurat

Arief menegaskan, penghitungan stok beras di PIBC harus akurat. Data yang tidak akurat dapat menyebabkan kesalahan perencanaan dan kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga beras.

Ia meminta PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola PIBC, untuk memperbarui data secara berkala. Pembaruan data ini harus selaras dengan stok fisik beras yang ada di PIBC.

Salah satu metode yang disarankan Arief adalah melakukan stock opname secara rutin. Stock opname memastikan kesesuaian antara data stok di buku dan stok fisik beras di lapangan.

Perhatian Menteri Pertanian

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan keprihatinan terhadap dugaan manipulasi data dan praktik curang di sektor pangan. Hal ini termasuk dugaan adanya mafia pangan yang mempengaruhi harga dan stok beras.

Kementan bekerja sama dengan Satgas Pangan Mabes Polri untuk menyelidiki dugaan tersebut. Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan mencegah manipulasi data yang merugikan petani dan konsumen.

Amran menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi petani dan konsumen dari praktik-praktik yang tidak bertanggung jawab.

Indikasi Manipulasi dan Investigasi Satgas Pangan

Berdasarkan data dari Food Station Tjipinang dan investigasi lapangan, ditemukan indikasi manipulasi data stok beras di PIBC. Salah satu indikasi yang mencuat adalah lonjakan drastis jumlah beras yang keluar dari PIBC dalam sehari.

Satgas Pangan Mabes Polri melakukan investigasi lebih lanjut. Investigasi ini menindaklanjuti dugaan manipulasi data dan kelangkaan pasokan beras di PIBC.

Hasil investigasi Satgas Pangan menunjukkan data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid. Angka tersebut bukan merupakan hasil penghitungan riil di lapangan.

Data pengeluaran beras yang valid hanya 2.368 ton. Ini jauh berbeda dari angka yang tertera di panel informasi stok beras PIBC.

Stok 46.551 ton yang dilaporkan juga tidak berdasarkan pengamatan aktual. Data tersebut berasal dari laporan pengelola toko atau data kiriman, tanpa verifikasi langsung ke gudang.

Pengeluaran beras dalam jumlah kecil menggunakan kendaraan pribadi tidak tercatat. Hal ini karena volumenya di bawah 500 kg.

Terakhir, ditemukan fakta bahwa PIBC tidak memiliki SOP resmi untuk stock opname. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023, dan baru dilakukan lagi pada Mei 2025 atas perintah pimpinan.

Temuan-temuan ini menunjukkan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan terukur dalam pengelolaan stok beras di PIBC. Ke depannya, diperlukan transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pengelolaan data stok beras agar dapat mencegah manipulasi dan menjaga stabilitas harga di pasaran.

Kejadian ini menyoroti perlunya peningkatan sistem monitoring dan pengawasan di seluruh rantai pasok beras, dari petani hingga konsumen. Hal ini untuk memastikan data akurat dan mencegah praktik-praktik curang yang merugikan semua pihak.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment