Tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bersama para ahli taksonomi berhasil mengungkap spesies tumbuhan baru. Spesies unik ini termasuk dalam famili Araceae, atau aroid, dan ditemukan di Provinsi Riau, Sumatra.
Spesies baru tersebut diberi nama Homalomena chikmawatiae, sebagai bentuk penghormatan kepada Prof. Dr. Tatik Chikmawati dari IPB University atas dedikasinya pada biosistematika tumbuhan di Indonesia. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional terkemuka, Webbia: Journal of Plant Taxonomy and Geography.
Homalomena chikmawatiae: Ciri Khas dan Klasifikasi Ulang
Peneliti Muhammad R. Hariri dari PRBE BRIN menjelaskan, Homalomena chikmawatiae memiliki kemiripan morfologi dengan tumbuhan dari genus Furtadoa.
Ciri khasnya adalah daun berbentuk perisai (peltate) dan bagian steril (appendix) yang besar pada spadix (bunga majemuk berbentuk tongkol).
Analisis sekuen ITS (Internal Transcribed Spacer) mengungkapkan genus Furtadoa bersifat polifiletik.
Artinya, anggota genus tersebut tidak memiliki nenek moyang tunggal. Akibatnya, semua spesies yang sebelumnya masuk genus Furtadoa kini diklasifikasikan ulang ke dalam genus Homalomena.
Dua spesies yang sebelumnya masuk genus Furtadoa, yaitu Furtadoa indrae dan Furtadoa sumatrensis, kini berganti nama menjadi Homalomena indrae dan Homalomena sumatrensis.
Penelitian ini menghasilkan kunci identifikasi baru untuk kelompok Homalomena dengan tipe spadix Furtadoa di Malesia.
Karakteristik Unik Homalomena chikmawatiae
Selain daun berbentuk perisai dan appendix spadix yang menonjol, Homalomena chikmawatiae memiliki bunga jantan dengan hanya satu benang sari (monandrus).
Karakteristik unik ini menunjukkan kompleksitas morfologi genus Homalomena, khususnya pada kelompok dengan spadix tipe Furtadoa.
Secara filogenetik, spesies ini berada dalam Cyrtocladon Supergroup, meskipun beberapa karakternya berbeda dari ciri umum kelompok tersebut.
Ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan taksonomi integratif dalam memahami evolusi tumbuhan aroid di Malesia.
Status Konservasi dan Temuan Lebih Lanjut
Saat ini, Homalomena chikmawatiae hanya ditemukan di satu lokasi di Riau.
Berdasarkan pedoman IUCN, spesies ini sementara dikategorikan sebagai Data Deficient (DD), karena data yang ada belum cukup untuk menilai risiko kepunahannya.
Penemuan ini menekankan pentingnya integrasi data morfologi dan molekuler dalam taksonomi tumbuhan.
Revisi sistematika yang akurat sangat penting untuk mencerminkan hubungan evolusioner yang sesungguhnya.
Temuan ini memperkaya khazanah ilmiah nasional dan membuka peluang riset biosistematika serta upaya konservasi di Indonesia.
Lebih lanjut, temuan ini bermula dari pengamatan masyarakat lokal di Riau, sebelum kemudian dibudidayakan di Bogor dan diteliti secara intensif oleh tim BRIN.
Kesimpulannya, penemuan Homalomena chikmawatiae tidak hanya menambah daftar spesies tumbuhan di Indonesia, tetapi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara peneliti dan masyarakat lokal serta penggunaan metode ilmiah yang komprehensif dalam eksplorasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Leave a Comment