Indonesia: Potensi EBT Masif, Baru 1% Termanfaatkan?
Sumber: Liputan6.com

Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang sangat besar, mencapai 3.700 gigawatt (GW). Namun, pemanfaatannya masih sangat minim. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P. Roeslani, mengungkapkan bahwa kapasitas EBT yang terpasang baru sekitar 15 GW. Ini berarti, kurang dari 1 persen dari potensi total yang ada telah dimanfaatkan.

Pemerintah menyadari pentingnya percepatan pengembangan EBT untuk mencapai target transisi energi dan mengurangi emisi karbon. Berbagai upaya dilakukan untuk menarik investasi dan mengatasi hambatan dalam pengembangan sektor ini.

Potensi EBT Indonesia yang Mengagumkan, Namun Belum Termaksimalkan

Kekayaan alam Indonesia memberikan potensi EBT yang luar biasa. Sumbernya beragam, mulai dari tenaga surya, air, biomassa, bioenergi, hingga panas bumi.

Sayangnya, pengembangan EBT masih terkendala beberapa faktor, antara lain kurangnya investasi dan kompleksitas regulasi.

Upaya Pemerintah dalam Mempercepat Pengembangan EBT

Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat pengembangan EBT melalui berbagai reformasi. Reformasi kebijakan, regulasi, dan penyederhanaan birokrasi menjadi fokus utama.

Pembentukan gugus tugas deregulasi juga bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif bagi investor di sektor EBT.

Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi dan mempercepat pembangunan infrastruktur EBT di Indonesia.

PLN dan Target Ambisius untuk Pemanfaatan Panas Bumi

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) memainkan peran penting dalam pengembangan EBT, khususnya panas bumi.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, PLN IP menargetkan tambahan kapasitas listrik dari EBT sebesar 52,9 GW.

PLN IP melihat panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia, dan berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi yang ada.

Kolaborasi dengan Powerchina International Group Limited juga dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan energi terbarukan, terutama tenaga angin.

RUPTL Terbaru dan Komitmen Terhadap Energi Terbarukan

RUPTL terbaru menetapkan target pembangunan kapasitas pembangkit listrik tambahan sebesar 69,5 GW hingga 2034.

Sebesar 76 persen dari kapasitas tersebut, atau 52,9 GW, akan berasal dari energi terbarukan dan penyimpanan energi.

Komitmen ini menunjukkan arah kebijakan yang kuat menuju pengurangan emisi dan pemanfaatan sumber daya energi bersih.

Untuk panas bumi khususnya, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang sebesar 0,9 GW hingga tahun 2029.

Secara keseluruhan, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar. Namun, pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Dengan upaya pemerintah dalam mendorong investasi dan reformasi regulasi, diharapkan pengembangan EBT dapat berjalan lebih cepat dan efisien, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alamnya untuk mencapai target transisi energi.

Keberhasilan pengembangan EBT tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perekonomian Indonesia. Investasi yang besar di sektor ini akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment