Mungkinkah Sidik Jari Terungkap dari Foto Selfie Bapak-bapak?
Sumber: Detik.com

Beredar kabar viral di media sosial yang menyebutkan bahwa sidik jari dapat diambil dari foto pose andalan para bapak-bapak, yaitu pose memperlihatkan ibu jari ke kamera. Klaim ini menimbulkan pertanyaan: seberapa akuratkah hal tersebut?

Apakah foto atau video yang diunggah di media sosial benar-benar dapat digunakan untuk mengambil sidik jari? Mari kita telusuri lebih dalam.

Kemungkinan Pengambilan Sidik Jari dari Foto

Secara teoritis, pengambilan sidik jari dari foto beresolusi tinggi dan pencahayaan yang tepat dimungkinkan. Namun, kualitas gambar sangat menentukan keberhasilannya.

Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber Vaksincom, menjelaskan bahwa resolusi tinggi dan tanpa kompresi dibutuhkan agar detail sidik jari terlihat jelas. Pencahayaan yang tepat juga berperan penting dalam proses pengambilan data.

Influencer atau content creator yang sering mengunggah video atau foto yang memperlihatkan detail tangan, seperti saat memegang ponsel, perlu lebih berhati-hati. Pengumpulan konten-konten tersebut berpotensi menghasilkan sidik jari yang cukup lengkap.

Kualitas Foto dan Risiko Keamanan

Foto yang diunggah ke media sosial umumnya telah dikompres. Hal ini akan sangat menyulitkan upaya pengambilan sidik jari, bahkan dengan teknologi canggih sekalipun.

Meskipun secara teori mungkin, praktiknya sangat sulit dan risikonya relatif rendah. Kompresi data mengurangi detail gambar, sehingga informasi sidik jari menjadi tidak jelas dan sulit diekstrak.

Lebih lanjut, Alfons menekankan bahwa biometrik tidak hanya terbatas pada sidik jari. Data biometrik lain seperti pola telapak tangan (palm print), pengenalan wajah (face recognition), suara, dan iris mata jauh lebih mudah diekstrak dari media sosial.

Kesimpulan dan Analisis Pakar

Alfons berpendapat bahwa kekhawatiran mengenai pengambilan sidik jari dari foto di media sosial cenderung berlebihan. Ekstraksi data biometrik lain jauh lebih mudah dilakukan.

Ia juga menambahkan bahwa kabar viral tersebut mungkin merupakan konten MPO (Mencari Perhatian Orang), yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian publik dengan isu yang secara teknis mungkin terjadi tetapi sulit dipraktikkan.

Intinya, meskipun secara teoritis memungkinkan, praktisnya sangat sulit untuk mengambil sidik jari dari foto yang diunggah di media sosial karena kompresi data. Lebih bijak untuk waspada terhadap potensi ancaman keamanan siber lainnya yang lebih realistis.

Fokus utama perlindungan data biometrik seharusnya diarahkan pada data yang lebih mudah diekstrak, seperti pengenalan wajah atau suara, daripada terlalu khawatir pada sidik jari dari foto yang sudah dikompres.

Informasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih akurat dan mengurangi kepanikan yang tidak perlu terkait keamanan data pribadi di dunia maya. Selalu waspada dan bijak dalam membagikan informasi pribadi di media sosial.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment