Desa Sukamantri, Ciomas, Kabupaten Bogor, telah berhasil menembus pasar ekspor berkat industri tanaman hiasnya. Sukses ini tak menyurutkan ambisi mereka untuk berkembang lebih jauh, yakni menjadi desa wisata di kaki Gunung Salak.
Keberhasilan tersebut berkat kerja keras 36 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), masing-masing beranggotakan 4-5 orang. Sepanjang jalan desa, terlihat puluhan gerai tanaman hias yang menawan.
Keberhasilan BUMDes Bersama Muda Sejahtera
BUMDes Bersama Muda Sejahtera, berdiri sejak 2021, menjadi kunci keberhasilan ini. BUMDes ini tidak hanya mengelola usaha tanaman hias, tetapi juga penjualan tabung gas LPG 3 Kg dan sebuah pabrik tahu.
Pabrik tahu beroperasi dari pukul 07.00 WIB hingga maghrib, memasok pasar di Bogor dan Merdeka. Sebagian produk juga didistribusikan langsung ke rumah-rumah penduduk.
Sekretaris Desa Sukamantri, Fuja Aditiya, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan UMKM desa. Penjualan gas LPG menutupi biaya operasional, sementara pabrik tahu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes).
Pemilihan usaha tahu didasarkan pada tiga faktor: daya beli masyarakat, kebutuhan sehari-hari, dan tersedianya pasar lokal. BUMDes berperan penting dalam mengkoordinir UMKM, mencegah monopoli dan memastikan pemerataan.
Mimpi Desa Wisata di Masa Depan
Desa Sukamantri memiliki cita-cita menjadi desa wisata, berkolaborasi dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Bantuan keuangan kabupaten (Bankab) atau SAMISADE tahun 2022 digunakan untuk membangun akses jalan menuju bumi perkemahan di TNGHS. Sebelumnya, akses hanya melalui sungai kering.
Berkembangnya wisata turut mengurangi aktivitas tambang pasir ilegal. Desa Sukamantri tengah merancang integrasi usaha tanaman hias dengan wisata agroekonomi.
Taman Nasional dan beberapa perusahaan telah diundang untuk membahas rencana ini. Pengadaan kendaraan wisata untuk tur keliling desa juga tengah direncanakan.
Pesona alam Gunung Salak Halimun menjadi daya tarik utama. PT Halimun Rimba Lestari (HRL) akan mengelola area seluas 1-2 hektar di taman nasional untuk perkemahan dan glamping.
Untuk menghindari getok harga, sistem tiket terintegrasi akan diterapkan. BUMDes dan PT HRL telah sepakat mengenai hal ini, dengan area parkir di desa dan mobil shuttle menuju taman nasional.
Kerja sama ini saling menguntungkan. Lahan HGU PT Rejo Sari Bumi juga disewakan untuk lapangan golf, menambah potensi wisata desa.
Pariwisata dianggap lebih stabil daripada bisnis tanaman hias yang mengikuti tren. Mobil shuttle akan menghubungkan berbagai destinasi wisata di Sukamantri, termasuk taman bunga dan sentra tanaman hias.
Manfaat Menjadi Desa BRILian
Desa Sukamantri terpilih sebagai Desa BRILian Batch 3 tahun 2024. Program ini memberikan pelatihan bagi generasi muda desa dalam berjualan, memecahkan masalah, dan mencari peluang pasar, termasuk pasar digital.
Kerja sama yang baik dengan BRI juga sangat membantu. Mantri BRI aktif mendampingi warga dan UMKM, menyediakan akses permodalan bagi yang membutuhkan.
Keterlibatan BRI sangat signifikan dalam mendukung perkembangan ekonomi desa. Komunikasi yang lancar antara petugas BRI, BUMDes, dan warga memudahkan akses permodalan.
Kolaborasi antara BUMDes, pihak swasta, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan Desa Sukamantri. BUMDes Bersama Muda Sejahtera berhasil membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang baik, desa dapat mengembangkan ekonomi lokal dan mewujudkan impiannya menjadi desa wisata yang maju dan berkelanjutan.
Pakar ekonomi pedesaan FEB UI, Desti Fitriani, menekankan pentingnya kolaborasi BUMDes dengan pihak swasta untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme dalam menghasilkan produk dan jasa. Model Desa Sukamantri bisa menjadi contoh bagi desa lain dalam mengembangkan ekonomi lokal.
Leave a Comment