Telkom berhasil menorehkan prestasi gemilang di tengah tantangan ekonomi awal 2025. Pendapatan konsolidasi perusahaan mencapai Rp 36,6 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Keberhasilan ini ditopang oleh kinerja positif di berbagai segmen bisnis, terutama segmen enterprise, wholesale & international, dan bisnis menara telekomunikasi.
Kinerja keuangan Telkom menunjukkan tren positif. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi mencapai Rp 18,2 triliun dengan margin 49,8%. Laba bersih tercatat sebesar Rp 5,8 triliun, setara dengan margin laba bersih 15,9%.
Kinerja Kuat di Segmen Konsumen dan Digital
Telkomsel, anak usaha Telkom di segmen konsumen (mobile dan fixed broadband), membukukan pendapatan Rp 27,2 triliun di kuartal I 2025.
Bisnis digital Telkomsel berkontribusi besar, mencapai 90,3% dari total pendapatan segmen ini. Pendapatan IndiHome residensial (B2C) juga tumbuh 1,3% secara tahunan (YoY).
Implementasi Fixed Mobile Convergence (FMC) menunjukkan hasil positif. Jumlah pelanggan IndiHome residensial (B2C) meningkat pesat, mencapai 9,8 juta pelanggan atau tumbuh 10,4% YoY.
Secara keseluruhan, pelanggan IndiHome (B2C dan B2B) tumbuh 7% YoY menjadi 11 juta pelanggan. Telkomsel juga melayani 158,8 juta pelanggan seluler.
Pertumbuhan Signifikan di Segmen Enterprise dan Wholesale
Segmen Enterprise Telkom mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2,9% YoY, mencapai Rp 5,0 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh layanan Indibiz, satelit, dan bisnis pembayaran digital. Layanan konektivitas dan solusi Digital IT Services menjadi kontributor utama pendapatan segmen ini.
Segmen Wholesale and International juga menunjukkan kinerja yang baik. Pendapatan mencapai Rp 4,8 triliun, meningkat 0,6% YoY.
Peningkatan ini didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan layanan suara internasional (International Wholesale Voice).
Mitratel: Kinerja Menara Telekomunikasi yang Stabil
Mitratel, anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi, mencatatkan pendapatan Rp 2,3 triliun, naik 1,4% YoY.
Efisiensi pengelolaan biaya memungkinkan Mitratel meraih EBITDA Rp 1,9 triliun dan laba bersih Rp 526 miliar. Margin EBITDA dan laba bersih masing-masing mencapai 83,0% dan 23,3%.
Bisnis penyewaan menara (Tower Leasing) tetap menjadi tulang punggung pendapatan Mitratel, berkontribusi 82%. Jumlah tenant mencapai 60.259, dengan penambahan 189 menara baru di kuartal I 2025, sehingga total menara mencapai 39.593 unit.
Mitratel juga memperluas jaringan fiber optik secara organik sepanjang 2.505 km, menjadikan total panjang fiber optik mencapai 53.544 km.
Data Center dan Cloud serta Investasi Infrastruktur
Telkom mencatat pendapatan Rp 446 miliar dari bisnis Data Center dan Cloud.
Perusahaan mengoperasikan 35 data center dengan kapasitas 38 MW, melayani segmen enterprise dan hyperscale di dalam dan luar negeri. Terdapat juga 2.420 rack untuk edge data center di seluruh Indonesia.
Telkom mengalokasikan belanja modal Rp 5 triliun (13,5% dari total pendapatan) di kuartal I 2025.
Lebih dari separuh belanja modal tersebut ditujukan untuk memperkuat konektivitas digital, termasuk pembangunan jaringan fiber optik, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut.
Secara keseluruhan, kinerja Telkom di kuartal pertama 2025 menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang mengesankan di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Fokus pada pengembangan infrastruktur digital dan penyediaan solusi yang relevan terbukti efektif dalam mempertahankan momentum pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
Leave a Comment