Rahasia Kekayaan Wilmar Group: Siapa Pemiliknya?
Sumber: Liputan6.com

Wilmar Group, raksasa agribisnis terkemuka di Asia, tengah menjadi sorotan. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dan kekayaan yang luar biasa, membuat profil para pendirinya dan bisnisnya menarik untuk diulas lebih dalam.

Berdiri sejak 1991, Wilmar telah berkembang pesat hingga menjadi salah satu perusahaan tercatat terbesar di Bursa Efek Singapura. Kisah suksesnya dimulai dari modal kecil dan kini menguasai pasar global.

Sejarah Wilmar Group: Dari Modal Kecil Hingga Menjadi Raksasa Agribisnis

Wilmar International Limited didirikan pada 1 April 1991 di Singapura oleh Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus.

Awalnya, perusahaan bernama Wilmar Trading Pte Ltd hanya memiliki modal 100.000 dolar Singapura dan lima karyawan.

Proyek pertamanya adalah perkebunan kelapa sawit seluas 7.000 hektar di Sumatera Barat, Indonesia.

Perkembangan Wilmar selanjutnya ditandai dengan pembangunan pabrik penggilingan inti sawit dan kilang minyak sawit di Sumatera Utara dan Dumai.

Ekspansi bisnis berlanjut dengan pembangunan kilang berkapasitas 2.400 MT pada tahun 1995.

Kini, Wilmar menjadi salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia, beroperasi di Indonesia, Malaysia, Uganda, Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria.

Di Indonesia, Wilmar menjadi pemain utama dalam penyulingan minyak sawit, penggilingan inti sawit dan kopra, serta produsen lemak khusus, oleokimia, biodiesel, dan minyak kemasan.

Profil Para Pendiri Wilmar Group: Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus

Kuok Khoon Hong, salah satu pendiri Wilmar, tercatat sebagai miliarder oleh Forbes pada 18 Juni 2025.

Kekayaannya mencapai USD 3,4 miliar. Ia berperan penting dalam membangun Wilmar menjadi produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Selain Wilmar, ia juga berinvestasi di Yanlord Land dan memiliki Aviva Tower di London bersama Martua Sitorus.

Martua Sitorus, pendiri Wilmar lainnya, juga tercatat sebagai miliarder dengan kekayaan USD 3,5 miliar (per 18 Juni 2025).

Ia mengundurkan diri dari dewan direksi Wilmar pada 2018.

Bersama saudaranya, ia mendirikan KPN Corporation, yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, properti, dan semen.

Keluarga Sitorus juga memiliki perusahaan semen Cemindo Gemilang dan rumah sakit Murni Sadar, keduanya telah melakukan IPO.

Bisnis Wilmar Group: Model Agribisnis Terpadu dan Keberlanjutan

Wilmar menerapkan model agribisnis terpadu, mencakup seluruh rantai nilai komoditas pertanian.

Mulai dari budidaya, pemrosesan, pemberian merek, perdagangan, hingga distribusi produk makanan dan industri.

Aktivitas bisnisnya meliputi budidaya kelapa sawit, pengolahan biji minyak, penyulingan minyak nabati, dan berbagai produk lainnya.

Wilmar memiliki lebih dari 1.000 pabrik manufaktur dan jaringan distribusi yang luas di berbagai negara.

Model bisnis terintegrasi ini menghasilkan efisiensi biaya dan sinergi operasional.

Dengan sekitar 100.000 karyawan, Wilmar berkomitmen pada keberlanjutan dalam operasi globalnya.

Kesimpulannya, Wilmar Group merupakan kesuksesan luar biasa yang dibangun dari usaha keras para pendirinya. Model bisnis terintegrasi dan komitmen keberlanjutan menjadi kunci keberhasilan Wilmar dalam mendominasi industri agribisnis di kancah global. Perusahaan ini akan terus menarik perhatian mengingat perannya yang signifikan dalam perekonomian dunia.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment