Perusahaan-perusahaan China diduga melakukan praktik curang untuk menghindari tarif impor tinggi yang diterapkan Amerika Serikat. Mereka memalsukan label asal produk, mencantumkan “made in Korea” pada barang-barang buatan China yang diekspor ke Amerika.

Praktik ini terungkap setelah Bea Cukai Korea Selatan melaporkan lonjakan ekspor barang-barang berlabel “made in Korea” yang sebenarnya berasal dari China. Nilai ekspor tersebut mencapai angka yang signifikan, menunjukkan skala besarnya operasi penipuan ini.

Tarif Impor AS Picu Penipuan Label Asal Produk

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memberlakukan tarif resiprokal sebesar 145% untuk barang-barang impor dari China. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan China untuk mencari cara menghindari tarif yang tinggi tersebut.

Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memalsukan label asal produk, mencantumkan “made in Korea” sebagai upaya untuk memanfaatkan tarif impor yang lebih rendah untuk produk Korea Selatan, yang hanya sebesar 10%.

Modus Operandi Perusahaan China

Modus operandi yang digunakan cukup cerdik. Perusahaan-perusahaan China mendirikan perusahaan ‘cangkang’ di Korea Selatan.

Produk-produk buatan China kemudian disimpan di gudang perusahaan tersebut sebelum diekspor ke Amerika Serikat dengan label “made in Korea”.

Contoh Kasus Penipuan

Beberapa contoh kasus yang terungkap antara lain ekspor kasur, bahan elektroda baterai isi ulang, dan komponen kamera pengintai. Semua produk ini diimpor dari China, lalu melalui proses penyimpanan dan pengemasan ulang di Korea Selatan sebelum diekspor ke AS dengan label palsu.

Bea Cukai Korea Selatan mencatat, sepanjang kuartal pertama tahun 2025, nilai ekspor barang-barang berlabel “made in Korea” yang sebenarnya berasal dari China mencapai 29,5 miliar won (sekitar US$ 20,7 juta atau Rp 348,46 miliar). Angka ini merupakan 85% dari total nilai ekspor sepanjang tahun 2024.

Dampak dan Tindak Lanjut

Praktik penipuan ini tidak hanya merugikan Amerika Serikat, tetapi juga berpotensi merusak reputasi dan industri dalam negeri Korea Selatan. Bea Cukai Korea Selatan telah membentuk tim khusus untuk menindak praktik tersebut.

Mereka khawatir, praktik pencatutan label “made in Korea” ini dapat merusak kepercayaan terhadap produk-produk asal Korea Selatan di pasar internasional.

Penindakan tegas terhadap praktik ini sangat penting untuk menjaga integritas perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri Korea Selatan dari persaingan yang tidak sehat.

Kejadian ini juga menjadi pengingat akan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik perdagangan internasional untuk mencegah penipuan dan pelanggaran aturan perdagangan.

Ke depan, kerjasama internasional yang lebih kuat dibutuhkan untuk mencegah praktik serupa dan memastikan perdagangan yang adil dan transparan antar negara.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment