Telkom i-Chat 2.0: Revolusi Komunikasi untuk Disabilitas Tuli & Wicara
Sumber: Liputan6.com

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berkomitmen mendukung pendidikan inklusif. Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), Telkom meluncurkan i-Chat 2.0, platform digital pembelajaran bahasa isyarat untuk anak-anak penyandang disabilitas tuli dan wicara. Peluncuran ini dilakukan dalam pelatihan *Indonesia Digital Learning* (IDL) di Yogyakarta, dihadiri lebih dari 100 guru dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB).

i-Chat 2.0, singkatan dari “I Can Hear and Talk”, merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya yang telah digunakan selama hampir 15 tahun. Versi terbaru ini berbasis website, sehingga lebih mudah diakses.

i-Chat 2.0: Platform Pembelajaran Bahasa Isyarat yang Lebih Terjangkau

i-Chat 2.0 menawarkan berbagai fitur unggulan untuk mempermudah pembelajaran bahasa isyarat. Platform ini dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas.

  • Kamus kata dengan video visual bahasa isyarat: Memudahkan pemahaman kosakata melalui demonstrasi visual yang jelas.
  • Fitur latihan menyusun kalimat: Membantu anak-anak berlatih dan meningkatkan kemampuan berbahasa isyarat secara mandiri.
  • Fitur forum diskusi: Menyediakan ruang interaksi dan berbagi pengalaman antar pengguna.

Kemudahan akses dan fitur-fitur inovatif ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Telkom berupaya memastikan transformasi digital tetap mengedepankan nilai kemanusiaan.

Dukungan Telkom untuk Pendidikan Inklusif

SGM Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menyatakan bahwa i-Chat 2.0 merupakan bukti komitmen Telkom terhadap pendidikan inklusif. Telkom ingin memastikan setiap anak, termasuk mereka yang memiliki hambatan komunikasi, mendapatkan akses pendidikan berkualitas.

Hery Susanto menambahkan, inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) poin 4, yaitu pendidikan berkualitas. Telkom berupaya menciptakan masa depan yang lebih inklusif melalui teknologi. Peluncuran i-Chat 2.0 juga menjadi bagian dari upaya tersebut.

Implementasi dan Pengembangan i-Chat 2.0

Dalam pelatihan IDL di Yogyakarta, para guru SLB berkesempatan mencoba langsung dan memberikan masukan untuk i-Chat 2.0. Mereka juga diajak merancang strategi integrasi platform ke dalam pembelajaran di sekolah.

i-Chat 2.0 saat ini menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) sebagai standar. Namun, Telkom terbuka terhadap pengembangan lebih lanjut, termasuk integrasi BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) di masa mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen Telkom untuk terus beradaptasi dan menyempurnakan platform sesuai kebutuhan pengguna.

Platform ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. Inovasi teknologi yang bermakna, seperti i-Chat 2.0, berperan penting dalam menciptakan akses belajar yang lebih adil dan setara. Telkom berharap i-Chat 2.0 dapat menjadi solusi nyata bagi tantangan komunikasi dan akses belajar yang dihadapi anak-anak tuli dan disabilitas wicara di Indonesia. Ke depan, peningkatan inklusivitas dan kualitas pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus akan terus menjadi prioritas utama.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment