Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengumumkan rencana efisiensi besar-besaran dalam anggaran pemerintah, termasuk pemangkasan dana untuk program luar angkasa. Langkah ini berdampak signifikan pada program Artemis milik NASA, misi ambisius untuk mengembalikan manusia ke Bulan.
Keputusan ini memicu kontroversi dan menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan eksplorasi ruang angkasa Amerika Serikat. Pemotongan dana yang drastis ini dapat menghambat kemajuan program Artemis dan proyek-proyek luar angkasa lainnya.
Pemangkasan Dana Program Artemis
Gedung Putih mengumumkan pengurangan anggaran yang signifikan untuk program Artemis pada tahun 2026. Alasan yang dikemukakan adalah anggaran yang terbatas.
Pemotongan ini bukan hanya sebatas efisiensi biasa; ini adalah perombakan besar-besaran yang berpotensi menunda, bahkan membatalkan, beberapa elemen kunci dari misi tersebut.
Dampak Pemotongan terhadap Proyek NASA
Selain program Artemis, pemotongan anggaran juga berdampak pada sistem eksplorasi NASA lainnya. Dana senilai USD 879 juta dikurangi dari berbagai proyek.
Lebih lanjut, Trump juga menghentikan pengembangan roket bulan Space Launch System (SLS) dan kapsul Orion. Kedua teknologi ini merupakan tulang punggung misi Artemis.
Bahkan proyek Gateway, stasiun luar angkasa kecil yang sedang dibangun di orbit Bulan untuk mendukung operasi Artemis, juga dibatalkan.
Biaya peluncuran SLS yang mencapai USD 4 miliar per peluncuran, 140% di atas anggaran, menjadi salah satu alasan utama pemotongan ini. Dokumen anggaran menyatakan bahwa dana tersebut akan dialokasikan untuk sistem komersial yang lebih hemat biaya.
Alternatif Sistem Peluncuran Komersial
Dengan pembatalan SLS dan Orion, NASA kemungkinan besar akan beralih pada sistem peluncuran komersial. SpaceX dan Blue Origin menjadi kandidat utama.
Kedua perusahaan tersebut memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi pendaratan bulan berawak dan roket untuk misi luar angkasa yang lebih ambisius.
Konsekuensi dan Proyeksi Masa Depan Eksplorasi Ruang Angkasa
Pemotongan anggaran sebesar USD 6 miliar dari anggaran NASA tahun 2025 – atau hampir 25% – merupakan pengurangan terbesar dalam sejarah NASA.
The Planetary Society, organisasi nirlaba pendukung eksplorasi ruang angkasa, menyebut ini sebagai pemotongan dana tahunan terbesar dalam sejarah lembaga tersebut.
Rencana ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan Amerika Serikat untuk mempertahankan kepemimpinannya di bidang eksplorasi ruang angkasa. Pemotongan yang mendalam ini berpotensi menunda atau bahkan menghentikan proyek-proyek penelitian dan pengembangan penting lainnya.
Dampak jangka panjang dari kebijakan ini masih belum jelas. Namun, keputusan ini telah memicu perdebatan luas di kalangan ilmuwan, insinyur, dan masyarakat luas tentang prioritas nasional dalam eksplorasi ruang angkasa dan dampaknya terhadap inovasi teknologi dan posisi Amerika Serikat dalam perlombaan antariksa global.
Ke depannya, penting untuk memantau bagaimana NASA akan beradaptasi dengan pemotongan anggaran ini dan strategi apa yang akan diadopsi untuk tetap berkompetitif dalam eksplorasi ruang angkasa.
Leave a Comment